Oleh: Slamet Mudjijah, Astrid Dita Meirina Hakim, Wenny Maya Arlena
Keterlibatan seluruh anggota keluarga menjadi kunci keberhasilan program pemberdayaan Masyarakat, mulai kepala keluarga, ibu rumah tangga dan anak. Kebersamaan kegiatan antar anggota keluarga juga dapat meningkatkan kualitas keharmonisan keluarga dan menimbulkan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan,pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan sehingga mampu menciptakan hubungan keluarga yang harmoinis. Keluarga merupakan sumber pendidikan utama bagi anak, karena dengan keluarga yang harmonis, bahagia maka anak- anak juga merasa terlindungi, nyaman dalam keluarga tersebut sehingga memberikan dampak positif bagi mereka. Terkait dengan hal tersebut maka diperlukan adanya komunikasi yang efektif dalam keluarga sehingga akan membangun atmosfir keluarga yang aman, nyaman, Bahagia serta berdampak positif dalam menjalankan kehidupan berkeluarga.
Institusi Sekolah dapat berperan membantu kebersamaan kegiatan ibu dan anak, terutama Sekolah TK, salah satunya Sekolah TK Mahkota Hati yang berdomisili di Perumahan Mahkota Simprug, Kelurahan Gaga, Kota Tangerang. TK Mahkota Hati menjalankan tugas pembelajaran kepada siswa berbasis kurikulum Merdeka Belajar. Poin atau esensi dari kurikulum merdeka adalah mengubah proses pembelajaran bukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban tetapi menjadi sebuah proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Salah satu media pembelajaran untuk membangun keharmonisan keluarga yang menyenangkan dan bermakna adalah mengembangkan hobi bersama. Tim Abdimas Universitas Budi Luhur mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan kegiatan edukasi bagi orang tua Siswa TK Mahkota Hati. Kegiatan ini diikuti 33 peserta yang terdiri dari 2 orang guru dan 1 orang pemilik TK Mahkota Hati, 15 siswa didampingi orang tua masing-masing.
Kegiatan pertama program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 19 Januari 2025 bertempat di Taman Pesona Alam, Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Kegiatan sosialisasi komunikasi keluarga dipaparkan oleh Ibu Wenny Maya Arlena S.Sos, M.Si., seorang dosen Universitas Budiluhur yang kepakarannya adalah komunikasi digital. Materi disampaikan dengan sangat menarik sehingga peserta sangat antusias terlibat aktif dengan mendiskusikan permasalahannya masing-masing, terutama dalam menangani permasalahan komunikasi dengan anak. Salah satu cara menangani kesulitan komunikasi dengan anak adalah melakukan kegiatan bersama Ibu dan Anak, yang menyenangkan dan memiliki nilai edukasi. Kegiatan Bersama ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain melakukan hobi dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Kegiatan ini meningkatkan pemahaman orang tua dalam membangun komunikasi yang efektif dengan anak sehingga dapat meningkatkan keharmonisan keluarga.
Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dilanjutkan dengan pelatihan yang difasilitasi oleh pengurus Gerakan Peduli Pesona Alam, yaitu Ibu Diah Ayu Sekar Astuti SE. M. Akt. dan Bapak Priyambada Bagus Artanta, SE. MM. Kegiatan pelatihan diawali dengan pemaparan materi mengenai pemanfaatan lahan terbatas oleh Ibu Dr. Dra. Slamet Mudjijah, SE. MM. Lahan terbatas di halaman rumah dapat dimanfaatkan secara estetis, edukatif dan bernilai ekonomi. Manfaat yang diperoleh antara lain dapat menjadi media komunikasi Ibu dan anak dengan cara melakukan kegiatan bersama antara lain melalui kegiatan budidaya tanaman hias. Pada kegiatan ini, peserta memilih membudidayakan tanaman bunga anggrek. Pelatihan selanjutnya dilakukan bersama antara tim abdimas dan pengurus Gerakan Peduli Pesona Alam. Materi budidaya anggrek meliputi jenis dan karakter bunga anggrek, cara menanam, merawat tanaman bunga anggrek. Perawatan anggrek memerlukan pengetahuan mengenai sirkulasi, suhu dan kelembaban udara, sehingga peserta diperkenalkan dengan alat pengukurnya. Beberapa jenis anggrek dapat tumbuh subur pada daerah bersuhu udara panas, ada pulaa yang lebih cocok bila ditanam pada daerah sejuk. Peserta juga diperkenalkan dengan media tanam seperti arang, kayu gelam, sabut kelapa, akar kadaka dan lain sebagainya. Peserta semakin tertarik ketika materi dilanjutkan dengan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan di sela-sela kesibuhkan sehari hari. Lahan terbatas tidak menjadi penghalang, bahkan bila diperdalam keseriusannya, kegiatan ini dapat menghasilkan keuntungan dengan cara menjual bibit hingga tangkai bunga, bahkan dapat dimanfaatkan untuk media edukasi bagi Masyarakat sekitar.
Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat diakhiri dengan tantangan bagi peserta untuk merawat tanaman. Peserta yang berhasil merawat tanaman anggrek hingga bulan ketiga akan diberikan apresiasi oleh Pihak Peduli Pesona Alam. Peserta diberikan kesempatan untuk berkonsultasi bila ada kendala, misalkan daun layu, menguning atau terkena hama.